Yuk, Berwisata Sambil Belajar Sejarah di Pabrik Gula

Gula merupakan salah satu komoditas utama Indonesia dan menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat. Gula digunakan untuk mengubah rasa makanan atau minuman menjadi manis. Salah satu jenis produk gula yang sering paling sering  dikonsumsi dan mudah dijumpai di pasaran berasal dari saripati tebu (Saccharum officinale) yang diolah di pabrik gula sehingga menjadi butiran kristal gula yang sering kita konsumsi sehari-hari.  Perkembangan industri gula di tanah air ini tidak lepas dari sejarah berdirinya negara Indonesia. Industri gula sudah mulai berdiri sejak jaman penjajahan kolonial Belanda sehingga dapat dikatakan industri gula menjadi salah satu saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia dalam menggapai kemerdekaan. Menurut catatan sejarah, Indonesia pernah mencapai kejayaan dalam produksi gula di tahun 1930an dimana jumlah pabrik gula yang beroperasi adalah 179 pabrik gula. Hal tersebut mengakibatkan Indonesia disebut sebagai salah satu negara penghasil gula terbesar di dunia. Setelah periode itu perkembangan industri gula nasional mengalami pasang surut yang mengakibatkan membanjirnya gula impor dari luar negeri. Saat ini di Indonesia pengelolaan pabrik tebu milik pemerintah diberikan kepada PTPN X.

Melihat sejarah perkembangannya yang panjang, pabrik gula  memiliki nilai historis tersendiri yang jika dikembangkan menjadi produk pariwisata daerah akan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat baik kalangan pelajar, mahasiswa atau masyarakat umum lainnya. Jenis wisata yang paling potensial dikembangkan di daerah di pabrik gula adalah wisata sejarah dengan konsep factory tour. Di dalam rangkaian kegiatan tour tersebut para pengunjung dapat diajak untuk melihat fasilitas-fasilitas yang ada di pabrik gula, proses pengolahan gula dari sari tebu hingga menjadi kristal gula hingga jalan-jalan dengan kereta khas pengangkut tebu (lori) mengelilingi areal perkebunan tebu. Sudah saatnya pemerintah kembali menggalakan wisata sejarah semacam ini agar menjadi sarana pembelajaran bagi para pengunjung khususnya siswa sekolah untuk lebih memahami sekilas jejak perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari kolonial Belanda.

Salah satu contoh pabrik gula yang sudah dijadikan tempat wisata sejarah  adalah pabrik gula Madukismo di Jogjakarta. Pabrik ini tepatnya berlokasi di Des Padokan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Jogjakarta. Pendirian Pabrik Gula Madukismo diprakarsai oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Pabrik ini berdiri di atas lahan seluas 90.650 m persegi dari bekas Pabrik Padokan dan 178.70 meter persegi dari tanah pesawahan milik penduduk sekitar. Mengunjungi Pabrik Gula Madukismo seperti membawa anda kembali ke zaman awal era industrialisasi. Bangunan-bangunan berarsitektur tua berdiri tegak dan seolah memberi isyarat tentang sisa kejayaan pabrik tersebut. Mesin-mesin yang digunakan dalam pengolahan tebu di pabrik ini masih menggunakan mesin kuno sehingga ketika masuk ke dalam pabrik, para pengunjung serasa dibawa ke zaman klasik. Pengangkutan tebu dari perkebunan menuju pabrik masih menggunakan kereta lori yang sudah berumur tua. Selain itu di Pabrik Madukismo sering digelar ritual cembengan yang diadakan oleh warga sekitar dan karyawan pabrik. Ritual tersebut digelar untuk memohon berkat kelancaran dalam proses penggilingan tebu. Beberapa pabrik gula tua yang ada di Indonesia milik PTPN X yang kini sedang dikembangkan menjadi objek wisata sejarah diantaranya Watoetoelis, Toelangan, Kremboong (Sidoarjo), Gempolkrep (Mojokerto), Djombang Baru, Tjoekir (Jombang), Lestari (Nganjuk), Meritjan, Pesantren Baru, Ngadiredjo (Kediri) dan Modjopanggoong (Tulungagung).

Lori pengangkut tebu
Lori pengangkut tebu
Aktivitas wisata di pabrik tebu
Aktivitas wisata di pabrik tebu
Mesin giling tebu  tenaga uap
Mesin giling tebu tenaga uap

Melihat potensi-potensi tersebut, pabrik gula diharapkan dapat menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Untuk mengembangkan potensi wisata pabrik gula perlu dilakukan beberapa usaha diantaranya

  1. Penyedian Sistem Informasi Promosi paket wisata sejarah pabrik gula di media massa, blog, website dan media sosial lainnya.
  2. Perawatan  sarana dan prasarana pabrik yang sudah berumur tua agar tetap berfungsi dan terlihat menarik.
  3. Pemeliharaan kebersihan lokasi pabrik dan penghijauan.
  4. Menambah fasilitas pendukung di sekitar pabrik seperti cafe, wifi, wahana bermain anak, WC umum dan lainnya.
  5. Bekerjasama dengan sekolah-sekolah sebagai mitra pendidikan dan mengembangkan  Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal khususnya mata pelajaran sejarah.

Dalam otonomi daerah, pemerintah daerah harus tanggap dan peka terhadap setiap potensi yang ada di daerah masing-masing. Daerah yang memiliki pabrik gula tua di Indonesia cukup banyak dan dapat diandalkan sebagai tujuan wisata pendidikan. Jika dianalisis menggunakan analisis SWOT dapat dilihat kemungkinan prospek pengembangan bisnis wisata sejarah ini kedepannya

ANALISIS SWOT POTENSI PENGEMBANGAN BISNIS WISATA SEJARAH

 PABRIK GULA

STRENGTH (KEKUATAN)

  • Pabrik gula yang memiliki nilai sejarah banyak terdapat di berbagai wilayah di Indonesia
  • Otonomi daerah memungkinkan setiap daerah yang memiliki pabrik gula dapat dikembangakan oleh instansi terkait.
  • Nilai sejarah pabrik gula di Indonesia sangat tinggi karena beriringan dengan sejarah berdirinya bangsa Indonesia

WEAKNESS (KELEMAHAN)

  • Upaya promosi wisata sejarah sperti pabrik gula masih kurang.
  • Pemerintah daerah yang masih lamban dalam mengotimalkan potensi wisata sejarah pabrik gula
  • Fasilitas pendukung wisata di lokasi pabrik gula masih kurang memadai

OPPORTUNITY (PELUANG)

  • Kurikulum pendidikan yang menggalakan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal memungkinkan pengembangan pabrik gula sebagai mitra sekolah
  • Perkembangan sosial media yang pesat memudahkan peluang promosi wisata di berbagai jenis media.

THREAT (ANCAMAN)

  • Berkembangnya pusat-pusat wisata belanja seperti mall yang membuat perkembangan wisata pabrik gula terhambat
  • Alih fungsi lahan tebu menjadi pemukiman
  • Minimnya alokasi biaya perawatan mesin-mesin di pabrik gula seperti kereta uap, lori, mesin pengolah tebu dan lainnya.

Semoga program wisata sejarah pabrik gula di Indonesia kembali bergeliat dan sejalan pula dengan peningkatan produktivitas gula nasional agar Indonesia tidak mengimpor gula lagi dair luar negeri dan mampu melaksanakan swasembada gula.

Sumber gambar:

http://ivanbatara.files.wordpress.com/2011/07/wpid-rps20110718_062426.jpg?w=500

http://www.solopos.com/dokumen/2011/06/2206-farid-syafrodhi22mengunjungi-pabrik-gula-17.jpg

http://tigun.multiply.com/photos/hi-res/upload/RhMsGgoKCoYAAC1msBE1

11 comments

Leave a comment